Urolithin A: Molekul Umur Panjang yang Ditemukan dalam Makanan Biasa

0
9

Penelitian terbaru menyoroti urolithin A sebagai senyawa yang menjanjikan untuk mengurangi penurunan kekebalan tubuh yang berkaitan dengan usia dan peradangan kronis – sering disebut sebagai “peradangan.” Sebuah penelitian kecil namun penting yang diterbitkan di Nature menunjukkan bahwa suplementasi dengan urolithin A dapat berdampak positif pada biomarker yang terkait dengan penuaan. Namun, produksi molekul di dalam tubuh bersifat individual dan bergantung pada mikrobioma usus tertentu.

Ilmu di Balik Urolithin A

Urolithin A tidak dikonsumsi langsung; sebaliknya, ini adalah metabolit yang tercipta ketika bakteri usus memecah ellagitannin dan asam ellagic yang ditemukan dalam makanan tertentu. Sekitar 40% individu secara alami menghasilkan urolitin A dalam jumlah yang cukup, sedangkan sisanya mungkin tidak, bergantung pada komposisi flora usus mereka. Studi yang dilakukan oleh Dr. Florian Greten dan timnya di Georg-Speyer-Haus Institut für Tumorbiologie, menemukan bahwa 1.000mg urolithin A setiap hari selama empat minggu menghasilkan perubahan terdeteksi pada biomarker yang terkait dengan fungsi kekebalan pada orang dewasa paruh baya.

Mengapa hal ini penting: Pengaruh mikrobioma usus terhadap kesehatan sistemik semakin diketahui. Penelitian ini menggarisbawahi bagaimana perbedaan biologis individu dapat mempengaruhi kemanjuran intervensi pola makan. Meskipun penelitian ini didanai oleh perusahaan bioteknologi yang memproduksi suplemen urolithin A (Mitopure), temuan ini menambah semakin banyak bukti yang menunjukkan potensi manfaat umur panjang.

Sumber Makanan vs. Suplemen

Meskipun suplemen dapat mengatasi keterbatasan mikrobioma, urolithin A juga dapat dihasilkan melalui makanan. Sumber makanan yang paling penting meliputi:

  • Delima: Kaya akan ellagitannin, pendahulu urolithin A.
  • Walnut: Mengandung asam ellagic, senyawa penting lainnya.
  • Raspberry: Menyediakan ellagitannin untuk konversi usus.
  • Blackberry: Mirip dengan raspberry, sumber senyawa prekursor yang baik.

Namun, untuk mencapai efek yang sama seperti dosis suplemen 1.000mg melalui diet saja, diperlukan konsumsi makanan ini dalam jumlah yang tidak praktis – Dr. Greten memperkirakan 1,5 liter jus delima setiap hari.

Intinya

Urolithin A adalah molekul yang menjanjikan dalam penelitian umur panjang, namun hasil individu akan bervariasi berdasarkan komposisi mikrobioma usus. Suplemen mungkin menawarkan pendekatan yang lebih konsisten, sementara sumber makanan memerlukan profil bakteri tertentu untuk konversi yang efektif. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan dosis optimal dan efek jangka panjang, namun molekul ini mewakili garis depan yang menarik dalam kesehatan terkait usia.