Latihan Terbukti Meningkatkan Sensitivitas Insulin Otak, Menurunkan Risiko Demensia

0
7

Penelitian baru menegaskan adanya hubungan langsung antara aktivitas fisik dan peningkatan kesehatan otak, khususnya melalui peningkatan sensitivitas insulin. Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Aging Cell menunjukkan bagaimana olahraga memicu proses biologis yang secara signifikan dapat mengurangi risiko demensia, termasuk penyakit Alzheimer. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya aktivitas fisik secara teratur, tidak hanya untuk kesejahteraan fisik, tetapi juga untuk fungsi kognitif dan kesehatan otak jangka panjang.

Penemuan Inti Studi

Para peneliti di Rutgers Robert Wood Johnson Medical School menyelidiki bagaimana olahraga memengaruhi sinyal insulin di otak. Penelitian ini diikuti 21 peserta berusia 60 tahun dengan pradiabetes. Selama dua minggu, subjek melakukan dua belas latihan intensitas sedang hingga tinggi selama 60 menit, dikombinasikan dengan asupan glukosa dan analisis sampel darah. Hasilnya menunjukkan peningkatan yang terukur pada vesikel saraf – yang sebelumnya dianggap sebagai limbah seluler – setelah berolahraga.

Vesikel ini bertindak sebagai sistem pengiriman, mengangkut protein yang terlibat dalam sensitivitas insulin langsung ke sel otak. Proses ini meningkatkan kemampuan otak untuk menyerap glukosa, yang penting untuk fungsi saraf. Penelitian ini secara pasti menghubungkan olahraga dengan peningkatan respons insulin di otak, sebuah faktor yang terkait langsung dengan kinerja kognitif.

Sensitivitas Insulin: Kunci Kesehatan Otak

Hubungan antara olahraga dan sensitivitas insulin bukanlah hal baru; Aktivitas fisik diketahui meningkatkan respons insulin di otot, hati, dan jaringan lemak. Namun, penelitian ini menyoroti otak sebagai target utama lainnya. Steven K. Malin, penulis utama, menjelaskan bahwa insulin sangat penting bagi sel-sel otak (neuron) untuk menjalankan fungsi kognitif seperti memori dan kecepatan pemrosesan.

Seiring bertambahnya usia seseorang, kadar insulin di otak menurun secara alami. Penurunan ini menyebabkan resistensi insulin – di mana neuron gagal merespons insulin secara efektif – mengganggu komunikasi antar sel otak dan meningkatkan risiko demensia. Penelitian menunjukkan bahwa olahraga dapat mengatasi proses ini dengan meningkatkan sensitivitas insulin di otak, memulihkan fungsi saraf yang tepat.

Berapa Banyak Latihan yang Cukup?

Meskipun jumlah pastinya masih belum jelas, penelitian menunjukkan bahwa olahraga yang konsisten dalam waktu singkat pun dapat menghasilkan manfaat yang terukur. Scott Kaiser, ahli geriatri di Pacific Neuroscience Institute, menyatakan bahwa “sebagian besar bukti menunjukkan bahwa aktivitas apa pun itu baik.” Kesimpulan utamanya adalah aktivitas fisik secara teratur, apa pun intensitasnya, dapat berdampak positif pada kesehatan otak dan menurunkan risiko demensia.

Temuan ini memperkuat pemahaman yang berkembang tentang kebutuhan metabolisme otak. Dengan meningkatkan sensitivitas insulin, olahraga memberikan mekanisme nyata untuk melindungi terhadap penurunan kognitif dan meningkatkan kesehatan otak jangka panjang. Studi ini merupakan langkah penting dalam menjembatani kesenjangan antara aktivitas fisik dan kesehatan neurologis.