Josh Hutcherson: Bangkitnya Heartthrob Gen Z

0
12

Josh Hutcherson, yang pernah menjadi wajah familiar di film-film awal tahun 2000-an seperti Bridge to Terabithia, mengalami kebangkitan popularitas, memperkuat statusnya sebagai selebriti modern yang menyukai Gen Z. Ini bukan sekadar nostalgia; ini adalah perubahan dalam kualitas yang menentukan keinginan di kalangan pemirsa muda.

Perubahan Wajah Daya Tarik Selebriti

Selama bertahun-tahun, pola dasar dominan dalam kesukaan selebriti adalah “anak nakal”. Namun Gen Z telah mendefinisikan ulang metrik ini. Heartthrob saat ini ditentukan oleh kerentanan, kebaikan, dan kemauan untuk menerima sifat-sifat tradisional yang ‘feminin’. Ini bukan tentang kelemahan; sebaliknya, ini menandakan kepercayaan diri dan keyakinan diri tanpa kesombongan. Penggemar kini memprioritaskan siapa yang mereka percayai dalam batas-batas pribadi atau siapa yang memancarkan energi “golden retriever” – antusiasme yang lembut dan kehangatan yang tulus.

Tren ini tidak hanya didorong oleh penggemar. Selebriti pria secara aktif mewujudkan sifat-sifat ini. Jacob Elordi secara terbuka mengklaim gelar “babygirl” di internet selama promo SNL, sementara Paul Mescal dan aktor terkemuka lainnya ditampilkan dalam Hollywood Issue Vanity Fair, yang didefinisikan sebagai “sering baik hati, terkadang rentan.”

Evolusi Tenang Hutcherson

Hutcherson diam-diam telah menunjukkan kualitas ini selama bertahun-tahun. Perannya sebagai Peeta Mellark di The Hunger Games sudah menunjukkan maskulinitas yang lebih lembut. Namun karyanya baru-baru ini, khususnya dalam I Love LA karya Rachel Sennott, telah memperkuat daya tariknya. Dia mewujudkan pola dasar “cinnamon roll”: sosok manis dan tidak mengancam yang membuat Gen Z tertarik.

Kesediaannya untuk menantang norma-norma konvensional semakin meningkatkan daya tariknya. Ciuman karpet merah baru-baru ini dengan lawan mainnya Jordan Firstman memicu rasa ingin tahu tentang seksualitasnya, yang digambarkan Hutcherson sebagai “kebanyakan straight” tetapi terbuka terhadap kemungkinan. Advokasi jangka panjangnya untuk hak-hak LGBTQ+ melalui organisasi seperti Straight But Not Narrow menggarisbawahi kesetiaannya yang tulus.

Pentingnya Hubungan yang Sehat

Namun, daya tarik Hutcherson lebih dari sekedar kepribadian dan aktivisme publik. Gen Z sangat menghargai kehidupan pribadi seorang selebriti. Perpisahan yang berantakan atau perilaku yang dipertanyakan dapat dengan cepat merusak citra seorang kekasih. Hubungan jangka panjang Hutcherson dengan aktris Spanyol Claudia Traisac sejak 2013 adalah faktor kuncinya. Dia secara konsisten mengungkapkan kasih sayang padanya, bukan melalui tindakan besar tetapi melalui komentar yang rendah hati dan tulus di media sosialnya.

Hal ini menunjukkan komitmen terhadap kemitraan yang selaras dengan generasi yang kurang fokus pada ekspektasi romantis tradisional. Gen Z menginginkan seorang selebriti yang bisa menjadi pasangan yang baik, dan Hutcherson telah memenuhi harapan ini.

Hutcherson bukan hanya seorang selebriti; dia adalah simbol lanskap budaya yang berubah. Kebaikannya yang konsisten, keterbukaan, dan kasih sayang yang tulus menjadikannya perwujudan dari kekasih zaman baru.